Dalam lingkup hidup manusia bisa berkehendak bebas
sesuai keinginanya. Namun, dia juga harus menyesuaikan jati dirinya di khalayak
umum. Dimanapun terdapat aturan, masuk rumah seseorang terdapat aturan, masuk
masjid memiliki aturan, bahkan belanja untuk memuaskan keinginannya dan
berfoya-foya pun juga ada aturan, semua serba aturan dan mustahil bagi kita
lepas dari aturan yang ada dalam kehidupan nyata ini.
Nabi Adam as beserta istrinya Hawa yang semestinya
mereka di surga, Allah Swt menurunkan keduanya ke bumi disebabkan memakan buah
yang telah Allah larang didalamnya, dalam artian mereka telah melanggat aturan
yang Allah tetapkan. Namun dalam konteks ini bukan berarti mereka Nabi as dan istrinya
membantah aturan dan menantang Tuhan, melainkan itu juga termasuk salah satu
ujian, karena tidak mungkin seorang Nabi melakukan sebuah penentangan terhadap
Tuhan yang telah memerintahkan mereka tuk menyampaikan dakwah suci Ilahi.
Aturan-aturan yang ada pada lingkup hidup
kita ini bukan semata-mata untuk mengekang, membatasi, atau mendzolimi kita, justru
seluruh aturan yang ada mengajarkan kita untuk tidak semena-mena dalam
melakukan sesuatu. Dan aturan ini akan merubah pemikiran kita agar kita
tidak seperti binatang yang dengan instingnya mereka bebas melakukan apapun
tanpa rasa malu, ibah, atau menyesal. Sebagaimana yang telah Allah firmankan
dalam kita-Nya yang Suci,
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ
بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Tak ubahnya seekor hewan yang hanya
menggunakan insting dan hawa nasfsunya. Begitulah manusia yang tak paham
aturan.
Jangan anggap aturan yang ada adalah sebuah
penekanan untuk diri kita sebagai makhluk yang bebas berkehendak, tak ada
larangan namun harus sesuai dengan atika dan norma yang ada, itulah sebaik-baik
orang berfikir. Tak ada tujuan lain di dalam aturan alam semesta ini kecuali
untuk menguji keimanan para hamba-Nya.
Tuhan tidak pernah kejam terhadap makhluk-Nya.
Sesiapa yang sadar dan peka atas apa yang Allah berikan, itulah sebaik-baik nikmat
dan perlu diketahui bahwasanya Allah tidak akan memberikan sesuatu kecuali itu
hal baik. Rahman dan Rahim-Nya Tuhan sangat luas, sesiapa yang ingin mendapatkan
itu semua, tanpa ada kekurangan sedikitpun dalam Dzat Tuhan yang menjadikan-Nya
lemah. Justru Allah memberikan apa-apa yang tidak diminta para makhluknya. Allah
berfirman,
ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡ
“Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu”.
Jalani aturan yang ada dan jangan dibuat
sulit, karena Tuhan telah menguji kita dalam aturan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar