Ada segelintir orang yang sering bertanya tentang, “Bagaimana supaya hidup kita tentram tanpa ada beban?”
Pertanyaan
semacam ini sering dilontarkan ketika orang tersebut merasakan kegelisahan.
Ntah karena sebuah masalah pada kejiwaannya ataupun karena semasa hidupnya dia
seringkali mengganggu ketenangan hidup orang lain sehingga ada efek berbalik
yang membuat dirinya sendiri menjadi kacau.
Nah efek-efek dari perbuatan inilah yang jarang sekali
dirasakan dan disadari oleh banyak orang. Yaa memang beginilah kehidupan,
manusia ingin sesuatu yang instan tanpa adanya usaha namun hasil dan harapannya
terhadap dunia begitu besar.
Kita akan memberikan solusi dan tips yang insya Allah
membantu mengubah pola pikir dalam kehidupan sehari-hari.
Kunci dari itu semua adalah “JANGAN MENGHARAP SUATU IMBALAN
PADA SIAPAPUN”.
Heran kan?? Bahkan pikiran kita akan menolak hal ini karena
pastinya akan muncul pertanyaan; “Bagaimana dengan kita yang sudah usaha keras
tapi tidak ada upah, bagaimana dengan usaha saya banting tulang tak kenal lelah
namun saya tidak digaji??.....
Kalau kita yakin atas kekuasaan Tuhan dan Rahmat-Nya maka
tidak akan muncul pertanyaan-pertanyaan diatas.
Suatu hari cucu Rasul tercinta Sayyidina Hasan dan Husain
sedang sakit. Maka disitu Sayyidah Fatimah dan suaminya Sayyidina Ali KM
bernadzar dengan harapan putra-putra beliau sembuh dari sakitnya. Kedua insan
mulia ini melaksanakan nadzar tersebut demi kesembuhan kedua anaknya.
Pada hari pertama Sayyidah Fatimah sudah menyiapkan menu
untuk berbuka dan tak lain adalah hanya beberapa butir kurma dan air putih
saja. Tak selang lama ketika hendak berbuka ada suara ketukan dibalik pintu
rumah putri Rasul tersebut, dan ketika dibuka pintu itu ada seseorang yang
pakainya lusuh dan kusam sedang merasakan kelaparan. Orang tersebut meminta
makanan untuk mengisi perutnya yang kosong. Tak pikir panjang Sayyidah Fatimah
langsung mengambil menu untuk berbuka tadi dan memberikannya kepada orang
tersebut, dan ini ternyata adalah orang miskin yang tak memiliki sesuatu untuk
bisa dimakan.
Lanjut hari kedua berpuasa nadzar dan ketika hendak berbuka
puasa datanglah orang yang pakaiannya compang-camping, kusut, wajah penuh debu
untuk meminta makanan pada keluarga Fatimah. Tak piker panjang Sayyidah Fatimah
pun memberikan makanan yang akan disantap untuk berbuka puasa yaitu kurma dan
segelas air putih, dan ternyata yang datang adalah anak yatim.
Kejadian ini sampai pada hari ketiga dengan kasus yang sama
ada seorang tawanan yang mengetuk pintu rumah insan suci tersebut dan meminta
makanan dan manusia berjiwa malaikat itupun tetap memberikan makanan tersebut
walaupun sebenarnya ia lebih membutuhkan sampai-sampai Allah merekam kejadian
ini di dalam Al Quran surat Al Insan ayat 8 yang berbunyi,
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى
حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan,”
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ
اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah
karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima
kasih dari kamu.”
Dari sini
kita bias ambil pelajaran bahwa sesuatu yang semata-mata karena Allah akan
menjadi indah, tidak merasa sedih ketika kehilangan dan tak akan pernah gelisah
ketika itu tak terjadi pada dirinya.
Intinya adalah
setiap apapun yang kita lakukan coba kita usahakan tidak meminta imbalan apapun
karena ketika kita benar-benar tulus maka Allah tidak akan diam begitu saja,
pastinya Dia-lah yang layak membalas semua perbuatan kita dan ini bukan sesuatu
yang tak bernilai namun sangat-sangat tinggi nilainya disisi Allah Swt.
Ini adalah
kunci hidup supaya kita tidak tertipu oleh rayuan-rayuan dunia sehingga ketika
kita mampu melewati hal semacam ini kita akan menjadi orang yang Mukhlis dan
tidak mengharapkan segala sesuatu kecuali ridha Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar