Pada saat-saat yang genting sangat
genting ini, kita butuh terhadap pemikiran-pemikiran yang sangat cerdas. Dunia sudah
di putar balikkan oleh para penghianat. Orang sini membunuh yang sana, dan
orang sana membunuh yang sini sebab di antara kedua bela pihak saling adu mulut
dan tidak adanya rasa toleransi dalam kehidupan sosial.
Aqidah dalam kehidupan sangatlah
penting, karena tanpa adanya aqidah manusia bisa tersesat dan di ombang-ambing
oleh pemikiran-pemikiran yang salah. Aqidah sebagai system kepercayaan yang
bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat
keberadaan agama. Dalam beraqidah akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang
mencakup segala aspek kahidupan. Jalan ini yang sangat di butuhkan oleh umat
islam pada saat ini.
Aqidah dalam al-Quran dapat di
jabarkan dalam surat (Al-Maidah, ayat 5-16) yang berbunyi,
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab
yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
Mengapa aqidah sangat penting? Karena tidak
mungkin bagi kita untuk mempertahankan keyakinan kita tanpa ada landasan aqidah
yang sangat kuat. Dan Allah telah menjelaskan dengan ayat di atas bahwasanya
Al-Quran di turunkan sebagai penerang dan penjelas bagi umat manusia,
mengeluarkan manusia dari kegelapan, dan dari pemikiran yang menyimpang. Tujuan
al-Quran disini sebagai dalil dari seluruh kebenaran yang ada.
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki
aqidah yang lurus dan kuat, yang mendorongnya untuk melaksanakan
syariah-syariah Ilahi, dan hal itu hanya di tujukan kepada Allah, sehingga
tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka
seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak di landasi oleh
aqidah atau keimanan, maka orang tersebut termasuk dalam kategori kafir.
Seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka
orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan
syariah tetapi dengan landasan aqidah yang tidak lurus, orang tersebut disebut
munafik.
Tidak sedikit orang-orang yang tersesat di
karenakan aqidah yang tidak lurus dan jauh dari ajaran al-Quran. Sebab seperti
ini dapat memberikan banyak kerugian baik kerugian di dunia dan di akhiratnya.
Ada juga sebagaian dari mereka yang malah melecehkan al-Quran itu sendiri
karena kebodohannya yang sangat menumpuk dan orang seperti ini telah
mendapatkan sebuah doktrin sesat, agar semakin lama islam akan lenyap.
Satu-persatu dari mereka jauh dari agama rahmat ini dan terjun bersama para
pendusta-pendusta dunia.
Jika kita bersyukur, kita akan di bimbing oleh
Allah Swt dalam menyebarkan seluruh kebenaran di muka bumi ini berdasarkan
al-Quran, kitab suci Allah yang tidak pernah di sentuh kecuali orang-orang suci
saja, sebagimana yang telah di firmankan Allah Swt,
لاَّ
يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ
“Tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang di sucikan.”
Maksud dari ayat di atas adalah al-Quran tidak
akan pernah bisa di otak-atik oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Karena Allah telah menjaga al-Quran dari segala bentuk kerusakan. Maka dari itu
al-Quran sangatlah penting bagi pedoman hidup kita, khususnya untuk sarana kita
beraqidah demi menyelamatkan kebeneran-kebenaran yang ingin di hancurkan.
Selain itu, dunia ini butuh terhadap pemuda-pemuda yang bisa merubah semuanya.
Karena seorang pemuda identik dengan pemikiran-pemikiran yang matang dan
pemikirannya tersebut dapat di jadikan contoh untuk orang lain ikut serta dalam
kebenaran.
Pemuda bukanlah orang yang masih berumur 20,
25, atau 30 tahun. Akan tetapi pemuda tidak mandang umur, walaupun orang yang
berumur di atas lima puluh tahun juga bisa di sebut dengan pemuda. Karena jika
orang tersebut memiliki sejarah dalam hidupnya, maka orang tersebut akan
selamanya di kenang.
Zaman sekarang ini sangat membutuhkan
pemikiran-pemikiran yang suci, tidak ternodai oleh segala persoalan buruk.
Tujuannya di sini untuk membangkitkan pilar-pilar pengetahuan yang roboh dan
harus dibangun dengan sebuah pondasi baru lagi, yaitu berupa kepintaran dan
kecerdasan dalam aqidah. Pada saat ini banyak berita-berita yang tersebar di
media sosial, internet, ataupun koran. Yang mana berita tersebut tersebar
karena orang-orang yang beriman terkadang mimpi bertemu dengan Rasulullah Saw
dan disitu Rasul memerintahkan umat islam untuk menguatkan aqidah dan
keimanannya. Kenapa hal ini terjadi? Karena dalam kehidupan nyata aqidah dan
keimanan manusia telah goyah, mudah di jerumuskan ke dalam jurang kesesatan.
Bagaimana keadaan kita yang seperti ini, maukah kita bangkit kembali untuk
melawan orang-orang yang telah menyebarkan kesesatan di mana-mana?
Setiap pemeluk agama pasti memiliki aqidah
terhadap agama yang di yakininya. Dalam meyakini sebuah kelompok bukan hanya di
lihat dari jumlah banyak, besar kecilnya kelompok tersebut, akan tetapi ia
harus mengerti landasan dan konsep kelompok atau agama yang di yakini
kebenarannya. Dan keyakinannya itu bukan karena ikut-ikutan. Aqidah atau
keyakinannya harus di dasari dengan pengetahuannya yang benar. Beginilah orang
yang beraqidah itu.
Akan tetapi tidak berhenti pada hal ini saja. kita
harus mengetahui bahwa aqidah yang paling benar adalah aqidah al-Quran,
sebagaimana yang telah di firmankan Allah Swt,
ذَلِكَ
الْكِتَابُ
لَا
رَيْبَ
فِيْهِ
هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa.”
Ayat di atas sudah jelas. Siapakah yang masih
meragukan al-Quran, dan al-Quran ini bukanlah kitab yang berisikan cerita
seperti novel, atau komik. Akan tetapi al-Quran ini kitab pedoman dan rujukan
manusia agar seluruh umat sampai pada kesempurnaa yang hakiki.
Kita sebagai umat islam yang meyakini agama
kita adalah agama rahmatan lil ‘alamiin. Bahwa agama ini diturunkan dengan
penuh rahmat dan kasih sayang Allah Swt. Maka dari itu kita harus memanfaatkan
kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya. Karena semuanya sudah di jelaskan di
dalam al-Quran. Dan kita tidak boleh ragu terhadap kebenaran al-Quran. Sebab
al-Quran lah kita masih di berikan kesehatan dan keselamatan di dunia ini.
Kita bisa menggunakan al-Quran sebagai aqidah
kita dalam segala permasalah yang rumit. Karena al-Quran pasti membantu kita
dalam berbagai hal, walaupun sebesar apapun permasalahan kita, maka al-Quran
bisa menyelesaikannya. Jika aqidah kita adalah aqidah al-Quran, maka kita tidak
perlu rumit-rumit untuk menyesaikan segala bentuk permasalahannya. Karena
al-Quran adalah aqidah yang di turunkan oleh Dzat yang Maha atas segalanya,
yang bisa menghidupkan yang mati, bisa menghancurkan pegunungan dan bisa atas
segala sesuatu.
Dan siapa yang ingin menandingi al-Quran dari
segi apapun? Tidak akan ada satupun yang bisa menandinginya. Walaupun seseorang
ingin membuat satu ayat yang sama dengan al-Quran, maka mustahil baginya untuk
melakukan hal tersebut.
Hukum syariat yang telah di tetapkan oleh para
Maraji’ itu merujuk kepada al-Quran. Sebagai penuntun akal manusia agar sampai
pada segala sesuatu yang Allah inginkan. Kitapun sering membaca al-Quran akan
tetapi sedikit dari kita yang memahami kandungan al-Quran. Al-Quran juga lautan
pengetahuan, jadi barang siapa yang ingin menyelam dalam lautan tersebut, ia
harus mempersiapkan segalanya. Dan pelajaran di dalamnya sangatlah banyak.
Tidak mudah bagi seseorang untuk langsung bisa memahami kandungan-kandungan di
dalamnya. Bahkan jika kita lihat, setiap huruf atau kata di dalamnya memiliki
makna tersendiri.
Mulai saat ini kita harus berfikir secara Qurani
dan mulai memahami kandungan-kandungan yang penuh dengan pengatahuan serta
wawasan keilmuan yang sangat mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar