Benarkah Al-Quran Meluruskan Pemikiran Kita? - Musafir Islam
Default Width dan Height di Tag Marquee Media Pencerahan Umat Islam

Selasa, 27 Agustus 2019

Benarkah Al-Quran Meluruskan Pemikiran Kita?


Pada saat-saat yang genting sangat genting ini, kita butuh terhadap pemikiran-pemikiran yang sangat cerdas. Dunia sudah di putar balikkan oleh para penghianat. Orang sini membunuh yang sana, dan orang sana membunuh yang sini sebab di antara kedua bela pihak saling adu mulut dan tidak adanya rasa toleransi dalam kehidupan sosial.

Aqidah dalam kehidupan sangatlah penting, karena tanpa adanya aqidah manusia bisa tersesat dan di ombang-ambing oleh pemikiran-pemikiran yang salah. Aqidah sebagai system kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Dalam beraqidah akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang mencakup segala aspek kahidupan. Jalan ini yang sangat di butuhkan oleh umat islam pada saat ini.



Aqidah dalam al-Quran dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, ayat 5-16) yang berbunyi,

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”

Mengapa aqidah sangat penting? Karena tidak mungkin bagi kita untuk mempertahankan keyakinan kita tanpa ada landasan aqidah yang sangat kuat. Dan Allah telah menjelaskan dengan ayat di atas bahwasanya Al-Quran di turunkan sebagai penerang dan penjelas bagi umat manusia, mengeluarkan manusia dari kegelapan, dan dari pemikiran yang menyimpang. Tujuan al-Quran disini sebagai dalil dari seluruh kebenaran yang ada.

Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat, yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah-syariah Ilahi, dan hal itu hanya di tujukan kepada Allah, sehingga tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak di landasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang tersebut termasuk dalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yang tidak lurus, orang tersebut disebut munafik.


Tidak sedikit orang-orang yang tersesat di karenakan aqidah yang tidak lurus dan jauh dari ajaran al-Quran. Sebab seperti ini dapat memberikan banyak kerugian baik kerugian di dunia dan di akhiratnya. Ada juga sebagaian dari mereka yang malah melecehkan al-Quran itu sendiri karena kebodohannya yang sangat menumpuk dan orang seperti ini telah mendapatkan sebuah doktrin sesat, agar semakin lama islam akan lenyap. Satu-persatu dari mereka jauh dari agama rahmat ini dan terjun bersama para pendusta-pendusta dunia.

Jika kita bersyukur, kita akan di bimbing oleh Allah Swt dalam menyebarkan seluruh kebenaran di muka bumi ini berdasarkan al-Quran, kitab suci Allah yang tidak pernah di sentuh kecuali orang-orang suci saja, sebagimana yang telah di firmankan Allah Swt,

لاَّ يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ

Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang di sucikan.”

Maksud dari ayat di atas adalah al-Quran tidak akan pernah bisa di otak-atik oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Karena Allah telah menjaga al-Quran dari segala bentuk kerusakan. Maka dari itu al-Quran sangatlah penting bagi pedoman hidup kita, khususnya untuk sarana kita beraqidah demi menyelamatkan kebeneran-kebenaran yang ingin di hancurkan. Selain itu, dunia ini butuh terhadap pemuda-pemuda yang bisa merubah semuanya. Karena seorang pemuda identik dengan pemikiran-pemikiran yang matang dan pemikirannya tersebut dapat di jadikan contoh untuk orang lain ikut serta dalam kebenaran.

Pemuda bukanlah orang yang masih berumur 20, 25, atau 30 tahun. Akan tetapi pemuda tidak mandang umur, walaupun orang yang berumur di atas lima puluh tahun juga bisa di sebut dengan pemuda. Karena jika orang tersebut memiliki sejarah dalam hidupnya, maka orang tersebut akan selamanya di kenang.

Zaman sekarang ini sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran yang suci, tidak ternodai oleh segala persoalan buruk. Tujuannya di sini untuk membangkitkan pilar-pilar pengetahuan yang roboh dan harus dibangun dengan sebuah pondasi baru lagi, yaitu berupa kepintaran dan kecerdasan dalam aqidah. Pada saat ini banyak berita-berita yang tersebar di media sosial, internet, ataupun koran. Yang mana berita tersebut tersebar karena orang-orang yang beriman terkadang mimpi bertemu dengan Rasulullah Saw dan disitu Rasul memerintahkan umat islam untuk menguatkan aqidah dan keimanannya. Kenapa hal ini terjadi? Karena dalam kehidupan nyata aqidah dan keimanan manusia telah goyah, mudah di jerumuskan ke dalam jurang kesesatan. Bagaimana keadaan kita yang seperti ini, maukah kita bangkit kembali untuk melawan orang-orang yang telah menyebarkan kesesatan di mana-mana?

Setiap pemeluk agama pasti memiliki aqidah terhadap agama yang di yakininya. Dalam meyakini sebuah kelompok bukan hanya di lihat dari jumlah banyak, besar kecilnya kelompok tersebut, akan tetapi ia harus mengerti landasan dan konsep kelompok atau agama yang di yakini kebenarannya. Dan keyakinannya itu bukan karena ikut-ikutan. Aqidah atau keyakinannya harus di dasari dengan pengetahuannya yang benar. Beginilah orang yang beraqidah itu.

Akan tetapi tidak berhenti pada hal ini saja. kita harus mengetahui bahwa aqidah yang paling benar adalah aqidah al-Quran, sebagaimana yang telah di firmankan Allah Swt,

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Ayat di atas sudah jelas. Siapakah yang masih meragukan al-Quran, dan al-Quran ini bukanlah kitab yang berisikan cerita seperti novel, atau komik. Akan tetapi al-Quran ini kitab pedoman dan rujukan manusia agar seluruh umat sampai pada kesempurnaa yang hakiki.

Kita sebagai umat islam yang meyakini agama kita adalah agama rahmatan lil ‘alamiin. Bahwa agama ini diturunkan dengan penuh rahmat dan kasih sayang Allah Swt. Maka dari itu kita harus memanfaatkan kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya. Karena semuanya sudah di jelaskan di dalam al-Quran. Dan kita tidak boleh ragu terhadap kebenaran al-Quran. Sebab al-Quran lah kita masih di berikan kesehatan dan keselamatan di dunia ini.

Kita bisa menggunakan al-Quran sebagai aqidah kita dalam segala permasalah yang rumit. Karena al-Quran pasti membantu kita dalam berbagai hal, walaupun sebesar apapun permasalahan kita, maka al-Quran bisa menyelesaikannya. Jika aqidah kita adalah aqidah al-Quran, maka kita tidak perlu rumit-rumit untuk menyesaikan segala bentuk permasalahannya. Karena al-Quran adalah aqidah yang di turunkan oleh Dzat yang Maha atas segalanya, yang bisa menghidupkan yang mati, bisa menghancurkan pegunungan dan bisa atas segala sesuatu.

Dan siapa yang ingin menandingi al-Quran dari segi apapun? Tidak akan ada satupun yang bisa menandinginya. Walaupun seseorang ingin membuat satu ayat yang sama dengan al-Quran, maka mustahil baginya untuk melakukan hal tersebut.

Hukum syariat yang telah di tetapkan oleh para Maraji’ itu merujuk kepada al-Quran. Sebagai penuntun akal manusia agar sampai pada segala sesuatu yang Allah inginkan. Kitapun sering membaca al-Quran akan tetapi sedikit dari kita yang memahami kandungan al-Quran. Al-Quran juga lautan pengetahuan, jadi barang siapa yang ingin menyelam dalam lautan tersebut, ia harus mempersiapkan segalanya. Dan pelajaran di dalamnya sangatlah banyak. Tidak mudah bagi seseorang untuk langsung bisa memahami kandungan-kandungan di dalamnya. Bahkan jika kita lihat, setiap huruf atau kata di dalamnya memiliki makna tersendiri.

Mulai saat ini kita harus berfikir secara Qurani dan mulai memahami kandungan-kandungan yang penuh dengan pengatahuan serta wawasan keilmuan yang sangat mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar