Ibadah merupakan sarana untuk memperoleh
pertolongan dan bantuan dari Allah Swt. Al-Quran menjelaskan, “Dan sembahlah
Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (al Hijr: 99).
Untuk mendapatkan kitab samawi (dari
langit), Taurat, Nabi Musa beribadah dan bermunajat selama 40 hari, siang dan
malam di bukit Thur. Bagitu pula Rasulullah Saw menyibukkan diri dalam waktu
yang lama di gua Hira sebelum memperoleh wahyu. Dalam riwayat disebutkan,
“Barangsiapa yang memurnikan ibadah
semata-mata karena Allah selama 40 pagi (hari), maka mata air hikmah niscaya
akan memancar dari hatinya dan tercurah melalui lisannya.”
Iman mendorong manusia melakukan ibadah,
dan ibadah menjadikan iman semakin mendalam. Sebagaimana akar menghantarkan air
dan sari makanan kepada dedaunan, sebaliknya daun-daun memindahkan energi
kepada akar. Benar, semakin ibadah menjadi lebih baik dan banyak, maka
keakraban manusia dengan Tuhan yang di sembahnya pun semakin dekat.
Tujuan manusia di dunia ini tidak lain
hanyalah untuk beribadah, menyembah Tuhan yang telah memberikan nikmat melimpah
kepada kita semua. Karena keimanan dan ketakwaan seseorang akan menjadi tolak
ukur kesadaran kita yang mengaku bahwa Allah Swt adalah Dzat yang menciptakan
kita semua. Ibadah adalah salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah Swt.
Karena dengan-Nya, kita semua diberikan kesehatan dan rezeki yang luas.
Menjadikan hidup kita tenang di bawa naungan rahmat dan kasih sayang-Nya. Dan
ibadah akan menuntun kita untuk sampai pada kesempurnaan yang hakiki serta
selalu berada dalam naungan Ilahi.
Banyak orang yang melakukan ibadah kepada
Allah, akan tetapi semata-mata ibadah mereka hanyalah untuk membangga-banggakan
dirinya di depan khalayak umum. Ini adalah suatu kesalahan yang sangat besar di
mata Allah Swt. Karena dengan kebanggan tersebut, ia telah terjerumus pada
jurang kesombongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar