Dalam kitab Al-Mushannif Ibni
Abi Syuaibah, Khalid bin Tsabit ar-Rib’i membewakan kisah berikut,
“Lukman
ialah seorang hamba sahaya yang berkulit hitam yang pandai membuat benda-benda
dari kayu. Suatu hari majikannya berkata kepadanya, “sembelihlah seekor kambing untukku!
“Lukman pun menyembelih seekor
kambing. Setelah kambing selesai di potong, majikannya berkata, “Berikan dua potong daging yang paling baik
padaku!” Lukman memberikan padanya hati dan lidah. Majikannya bertanya, “Adakah bagian lain yang lebih baik dari dua
potong daging ini?”
“Tidak ada”, jawab Lukman. Selanjutnya ia hanya diam,
tak sepatah kata pun yang di ucapkan.
Setelah beberapa saat
terdiam, majikannya kembali berkata kepadanya:
“Sembelihlah seekor kambing untukku!”
Lukman pun melakukannya. Lalu
majikannya bertanya: “Buanglah dua potong
daging yang paling buruk darinya!”
Lukman membuang hati dan
lidah. Majikannya bertanya padanya sambil terheran-heran:

Lukman menjawab pertnyaan
majikannya dengan berkata: “Jika hati dan
lidah baik, maka tidak ada bagian dari tubuh yang lebih baik dari keduanya.
Sebaliknya, apabila keduanya buruk, maka tidak ada bagian tubuh yang lebih
buruk daripada keduanya.
Lidah
dan hati seseorang sangatlah identik dengan sesuatu. Apabila keduanya tidak
bisa di kendalikan, maka kemungkinan untuk seseorang terjerumus kedalam jurang kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar