Watak dan cara berfikir manusia sangatlah sederhana, sehingga ketika Allah memberikan segala nikmat-Nya, maka mereka tidak menyadari nilai dan harganya. Apabila nikmat tersebut hilang dari kehidupan mereka, barulah mereka sadar atas nilai dari nikmat-nikmat yang di berikan tersebut. Ini adalah gambaran watak dan karakter manusia terhadap nikmat-nikmat Allah Swt.
Di antara semua nikmat sebelum nikmat-nikmat yang lain adalah nikmat mengenal Allah swt. Kita tidak bisa memahami setinggi apa nilai nikmat Iman dan mengenal Allah. Iman dan makrifat kita terhadap Allah sangatlah lemah dan kurang. Ketika kita sadar hal ini, kita akan mengetahui dan menghindar dari keraguan dan syubhat. Apabila sedikit dari cayaha keimanan kita padam, disitu kita akan jauh dari pertolongan Allah dan para Nabi-Nya.
Kita bukanlah orang yang terjaga dari dosa (ma'shum) dan kita bukan orang yang luput dari kesalahan. Ketika kita menyadari ini semua, maka kita tidak akan pernah hilang dan lupa atas diri kita untuk selalu menghamba dan memuji kekuasaan-Nya. Kita bisa memperbaiki ini semua dengan usaha dan komitmen kita terhadap perbuatan-perbuatan baik serta bertaubat kepada-Nya.
Allah Swt berfirman,
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu mengampuni bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan kerena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar