Kriteria Wanita Shalehah Dan Wanita Tercela - Musafir Islam
Default Width dan Height di Tag Marquee Media Pencerahan Umat Islam

Kamis, 31 Agustus 2017

Kriteria Wanita Shalehah Dan Wanita Tercela

Dalam riwayat dikatakan bahwa Luqman berkata kepada anaknya, “Hai anakku, sesungguhnya ada empat kriteria perempuan, dua diantaranya adalah tipe perempuan salehah dan dua lainnya tipe perempuan yang pantas dilaknat.

Salah seorang dari dua perempuan salehah itu ialah perempuan yang mulia di kalangan bangsanya, tetapi di kala ia sendiri, ia menganggap dirinya orang yang hina. Perempuan tipe ini jika menerima rezeki, ia bersyukur dan jika tertimpa musibah, ia bersabar, sedikit ditangannya menjadi lebih banyak dan di dalam rumah, ia pun menjadi perempuan yang shalehah.

Adapun kriteria kedua dari dua orang perempuan shalehah itu ialah perempuan yang penyayang, tidak mandul, dan selalu berbuat baik kepada suaminya. Perempuan tipe ini bagaikan seorang ibu yang penyayang. Ia hormat kepada orang-orang yang lebih tua daripadanya. Ia perempuan yang memiliki banyak kebaikan dan suaminya selalu menyayanginya. Ia mampu menyelesaikan persoalan pribadi, keluarga, ekonomi, dan anak-anaknya. Ia adalah tipe perempuan yang diperumpamakan dengan emas merah, maka berbahagialah orang yang mendapatkannya. Ia selalu menolong suaminya selagi berada di dekatnya dan menjaga kehormatannya saat tidak berada di sisinya.


Kriteria perempuan tercela itu adalah tipe perempuan yang melihat dirinya sebagai perempuan terhormat, namun dihadapan masyarakat, justru ia merasa hina. Perempuan ini apabila diberi sesuatu, ia akan merasa tetapi apabila tidak diberi, ia mencela. Karena perilakunya itu, suaminya tersiksa dan tetangganya merasakan tidak nyaman bersamanya. Ia seperti seekor harimau yang mau menerkammu saat kamu berada di dekatnya dan jika kamu menghindarinya, ia akan berusaha membunuhmu.


Kriteria perempuan tercela kedua adalah tipe perempuan yang saat bersama suaminya, hatinya bersama tetangganya. Perempuan itu cepat marah dan menangis. Ia tidak berguna bagi suaminya, meskipun saat sedang didekatnya, tetapi di saat jauh dari suaminya, ia mempermalukannya. Ia bagaikan tanah yang keras, di mana apabila disiram air maka air tersebut muncul kembali ke permukaan, tetapi jika kamu biarkan, maka ia kehausan. Dan apabila kamu memperoleh anak darinya, maka anak itu tidak berguna bagimu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar