Manusia adalah makhluk yang
berikhtiyar dalam segala perbuatannya. Allah memberikan kebebasan kepada
siapapun yang ingin berkehendak. Tapi dalam kebebasan ini, manusia tidak bisa
lepas dari pengawasan Allah swt dan setiap
gerak-gerik manusia pasti memiliki catatan masing-masing. Ketika ia
berbuat satu kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kebaikan.
Akan tetapi, apabila seseorang melakukan satu keburukan, Allah membalas
keburukan tersebut sesuai dengan yang dilakukan. Kita bisa mengambil kesimpulan
bahwasanya Allah Swt telah memberikan seluruh nikmatnya kepada orang-orang yang
selalu berusah pada jalan-Nya. Melakukan amal-amal shalih yang dapat mendorong
dirinya untuk tetap pada suatu kebenaran. Patut di syukuri dengan seluruh
kenikmatan Allah yang di berikan kepada kita semua, dan jangan sampai ketika
Allah telah memberikan itu semua, kita menyimpang dan jauh dari
perintah-perintah agama-Nya.
Ini semua akan membuat Allah murka terhadap kemunafikan umat manusia.
Banyak di antara kita yang
tergelincir pada kenikmatan dunia. Dunia ini hanyalah suatu tempat kehidupan
yang sementara. Tidak ada sesuatu yang dapat menjadikan seseorang bahagia
dengannya. Dalam satu riwayat di katakan,
”Dunia ini tidak lebih hanya batas terakhir penglihatan orang
buta, dia tidak akan melihat sesuatu di baliknya. Sedang orang yang bashir
dapat melihat serta mengetahui sesuatu yang ada di balik dunia ini. Dia
(bashir) akan memalingkan pandangannya dari dunia, sedang si buta membidikkan
pandangannya ke arah dunia. Orang yang bashir akan berbekal dari dunia, sedang
yang buta akan berbekal untuk dunia.”
Apa yang akan di dapat dari
orang-orang yang cinta terhadap dunia ini? Apakah mereka akan mendapatkan
kebahagiaan atau kesenangan yang abadi? Ketahuilah jika seseorang hidupnya
hanya untuk dunia, maka dunia akan membinasakannya. Pentingnya memperhatikan
hal-hal yang sepele akan tetapi membahayakan. Hidup membutuhkan nasihat,
motivasi dan dorongan untuk menghidari jiwa manusia dari segala kesesatan.
Dalam salah satu nasihat Lukman Hakim
kepada anaknya, dalam al-Quran di katakana,
“Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmat kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah Swt! Dan
barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberikan pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah
kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar
kedzaliman yang besar. Dan kamu perintahkan manusia (untuk berbuat baik) kepada
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. Dan jika keduanya
memaksakanmu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak memiliki
pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergauililah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Aku beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata): “Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada di
dalam batu, atau di langit, atau di dalam bumi, niscaya Allah mendatangkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah
shalat dan perintahlah manusia untuk melakukan kebaikan dan laranglah mereka
dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perbuatan-perbuatan yang besar. Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membagakan dirinya. Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara itu suara
keledai.”
Allah pun menjelaskan tentang
nasihat-nasihat yang harus di perhatikan dalam kehidupan kita. Karena jika kita
tidak memiliki motivasi, nasihat dan dorongan untuk menggerakkan jiwa-jiwa muda
saat ini, maka dunia akan di penuhi dengan hal-hal yang menjerumuskan manusia
kedalam lembah kesesatan. Nasihat sangatlah penting, karena orang yang dekat
dengan Allah pun juga menekankan terhadap nasihat-nasihat penting dalam Islam.
Hal ini sebagai dorongan untuk manusia sampai pada kesempurnaan jiwa.
Tidak banyak dari orang tua yang
memberikan didikan penuh kepada anaknya. Karena jika kita lihat kehidupan dalam
masyarakat, banyak anak-anak yang melakukan perbuatan-perbuatan tidak pantas.
Meminum-minuman keras, mencuri, membunuh dan lain sebagainya. Sebab-sebab ini
muncul karena tidak ada bimbingan dari orang tua, dan kurangnya kepeduliaan
terhadap anak-anak mereka. Dengan ini, anak-anak tersebut dapat melakukan
pergaulan bebas tanpa adanya pengawasan orang tua.
Sudah jauh beda antara yang dulu
dengan yang sekarang. Dulu jarang di antara para pemuda melakukan hal-hal yang
melenceng, yang membuat dirinya rusak. Akan tetapi sekarang, para pemuda yang
baru lahir, sudah di ajarkan dengan sesuatu yang tidak pantas untuk di ajarkan.
Anak baru usia 4 tahun sudah diberikan sebuah rokok atau barang-barang yang
bersifat merusak. Ini semua di sebabkan dari orang-orang yang kurang
bertanggung jawab. Mereka meninggalkan nasihat-nasihat yang baik bagi para
generasi selanjutnya, dan mereka memberikan pengarahan yang tidak benar.
Tujuan nasihat atau petuah-petuah itu
untuk membenarkan perbuatan-perbuatan yang menyeleweng dari manusia, sebagai
tanda perbedaan antara manusia yang sebenarnya dan manusia yang mana ia adalah
hewan yang berakal. Seorang pemuda akan bisa bangkit jika orang lain bisa
membantu dan mendorong pemuda tersebut untuk memakmurkan dunia ini. Ketika
dunia ini makmur, maka seluruh manusia akan aman dari segala bentuk kejahatan
dan umat manusia bisa merasakan kebahagiaan yang sama. Namun, apabila seluruh
pemuda ini menjadi tempat doktrinnya orang-orang jahat, maka dunia tidak akan
mencatat sejarah yang baik dalam kehidupan yang sementara ini. Untuk
mendapatkan sebuah nasehat, harus membutuhkan usaha yang baik.
Nasehat yang
lain adalah menekankan terhadap ingatan kepada Allah Swt dan berpegang teguh di
atas tali kebenaran-Nya, karena hal ini akan membuat hati seseorang menjadi
tenang. Dengan itu, salah satu ulama mengatakan, “Hidupkan hatimu dengan
selalu mengingat-Nya.” Dalam pembahawasan dzikir, yaitu mengingat Allah,
hubungannya adalah dengan hati dan hati akan menjadi topik sentral dalam semua
pembahasan. Karena beliau juga mengatakan bahwa hati seseorang bisa hidup dan
bisa mati, bisa sehat dan bisa sakit, bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk.
Dari keterangan
beliau dapat kita simpulkan, bahwa hati mempunyai kehidupan dan kematian yang
khusus. Sungguh luar biasa, bahwa hati memiliki sebuah kehidupan dan kematian,
sebagaimana hati juga harus memiliki ketentraman serta ketenangan dalam
menerima beberapa kesulitan. Hati juga memiliki serangkaian hakikat dan
kebenaran. Dan hati manusia laksana kawasan yang dapat menjadi subur dan
makmur, sebagaimana hati manusia berpeluang untuk menjadi sebuah kawasan yang
tandus dan hancur.
Pesan yang
sangat penting disini adalah berpegang teguh pada tali Allah Swt.
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah dan janganlah kamu bercerai berai.”
Ayat di atas
memberika sebuah nasehat kepada kita untuk selalu ikut kepada tali Allah.
Maksudnya adalah jangan sampai kita lepas dari ketentuan Allah, dan kita harus
mengikuti serta menaati segala sesuatu yang telah di perintahkan. Jangan sampai
juga kita bercerai-berai dengan orang-orang di sekitar kita dan kita harus
memberikan dorongan kepada masyarakat untuk selalu bersatu dalam segala aspek
kehidupan. Kita harus mengamalkan nasehat-nasehat ini, karena sangat penting
dalam kehidupan kita. Jika kita bisa untuk berpegang teguh pada tali Allah,
maka Allah akan melimpahkan segala nikmat-Nya kepada kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar